Friday 17 November 2017

Menyambangi Candi Prambanan Yogyakarta Bersama Keluarga


Tujuannya mendatangi salah satu Candi di pinggiran Jogja tepatnya di jalan Jogja-Solo yang masuk dalam wilayah perbatasan Sleman dan Klaten adalah untuk memperkenalkan peninggalan sejarah yang merupakan cagar budaya dunia yang harus dilindungi keberadannya kepada anak saya Aga. Merupakan Candi Hindu terbesar di Indonesia bahkan salah satu se-Asia Tenggara. Dulunya dikenal juga dengan nama Candi Roro Jongrang. Tahun 1991 ditetapkan UNESCO sebagai salah satu situs cagar budaya dunia.



Disebut candi Roro Jongrang, karena terkait dengan sebuah legenda yang menceritakan kisah seorang pangeran bernama Bandung Bondowoso yang jatuh cinta kepada putri yang bernama Rorojongrang sampai saat ini masih diyakini oleh beberapa masayarakat jawa. Kurang lebih dalam cerita tersebut, bahwa cnadi ini merupakan syarat yang harus dipenuhi oleh Bandung Bondowoso untuk bisa mendapatkan putri Roro Jongrang.



Memasuki kawasan Candi Prambanan saya berharap Aga akan antusias untuk bermain, namun ternyata yang terjadi “BIG NO”. Kondisi cuaca yang cukup panas pada kunjungan kami kesana dan ramainya pengunjung yang berada di Candi Prambanan, pada saat itu High Season. Sehingga si abang Aga mengalami kondisi gerah, bosan (suntuk), lebih banyak berada di dalam stroller sementara adek tidur di kain gendongan. Saya mengajak keluarga untuk mengelilingi candi dengan menggunakan mobil Booogie. Karena jarak ke candi-candi lain yang lumayan jauh, ini merupakan solusi yang tepat untuk berkeliling kawasan candi dengan anak-anak dan keluarga.



Kalau dilihat dari struktur candi ini menggambarkan tentang kepercayaan agam Hindu yaitu Trimurti. Pada kompleks candi prambanan sendiri terdapat 3 candi dihalaman utama yaitu Candi Siwa, Brahma dan Wisnu. Masing-masing candi memiliki candi pendamping, yaitu untuk Candi Siwa didampingi Nandini, untuk candi Brahma didampingi candi Angsa dan untuk candi Wisnu didampingi candi Garuda. Relief pada dinding-dinding candi menceritakan kisah Ramayana, dan pohon Kalpataru yang dianggap sebagai pohon yang melambangkan kelestarian, kehidupan dan keserasian.


Salam Xplorasi…!!!

Saturday 11 November 2017

Hutan Pinus Mangunan, Destinasi Wisata Wajib di Yogyakarta



Tak bisa dipungkiri, penayangan film Ada Apa Dengan Cinta 2 (AADC2) yang mengambil lokasi syuting di Yogyakarta dan sekitarnya menjadikan daya tarik wisata semakin meningkat, disebabkan rasa penasaran untuk melihat beberapa tempat syuting tersebut. Salah satunya adalah Hutan Pinus Mangunan Dlingo yang terletak di Imogiri Bantul. Kawasan ini merupakan bagian dari Resort Pengelolaan Hutan (RPH) tak jauh dari Imogiri, sehingga banyak orang yang menyebutnya dengan nama Hutan Pinus Imogiri.



Kawasan dengan deretan pohon pinus yang menjulang tinggi berdiri tegak, merupakan area terbuka yang memiliki pesona menawan bagi para pengunjungnya. Wilayah ini dijadikan tempat wisata untuk pasangan muda-mudi dan juga keluarga. Sehingga sangat di kenal melalui media sosial karena memang banyak spot foto yang instagramable. Di kawasan hutan ini juga akan didapati sebuah panggung terbuka yang bisa digunakan untuk ruang teater, hingga pertunjukan music. Panggung dan bangku-bangku penonton yang didisain sedemikian rupa berbentuk setengah lingkaran yang mengarah ke panggung utama. Semua bahan bangku diambil dari kayu pohon yang masih terlihat seperti asli. Sayangnya ketika kami kesana, panggung tersebut tidak dapat dikunjungi oleh wisatawan karena sedang dipakai oleh sebuah instansi.


Jarak dari pusat Kota Yogyakarta sekitar 20-an kilometer dengan waktu yang bisa ditempuh sekitar 1 jam. Lokasinya berada di daerah Selatan Yogyakarta, dengan bermodalkan google maps dan pengetahuan saya melihat arah mata angin, salah satu hal yang terpenting dalam bepergian di Jogja. Saya membawa keluarga menyusuri jalan Imogiri menuju arah makam raja Imogiri Bantul. Sebelum mencapai makam Imogiri, kita akan menemukan pertigaan menuju arah Mangunan. Lalu kita akan melalui jalan yang terbelah jadi dua, satunya kearah Hutan Pinus Mangunan Dlingo dan satunya lagi ke arah kebun buah Mangunan. Untuk menuju ke Hutan kita akan mengakses jalan yang medannya cukup menanjak.



Lokasi yang berada diperbukitan menjadikan tempat ini sebagai kanopi alami, dibawah pepohonan pinus yang rindang, berkas cahaya akan masuk ke rerimbunan yang tampak cukup indah apalagi waktu kita mengunjungi tempat ini merupakan waktu terbaik. Dengan keindahan yang ditawarkan menjadikan tempat ini sebagai salah satu destinasi populer saat liburan di Yogyakarta. Disarankan menggunakan kendaraan pribadi, apabila anda menggunakan kendaraan roda empat pakailah kendaran yang cukup tinggi karena jalan cukup terjal dan mendaki,  usahakan juga dikemudikan oleh orang yang berpengalaman.


Salam Xplorasi…!!!

Thursday 2 November 2017

Family Travel di Kota Gudeg Yogyakarta


Merupakan perjalanan jauh pertama anak-anak saya Aga (2 thn 4 bulan) dan Dizella (3 bulan), pertama kalinya mereka naik pesawat. Terkhusus buat Dizella bayi perempuan saya, maafkan ayah nak yang sudah mengajak kamu ikut travelling disaat masih merah. Bersama istri, mertua perempuan dan kedua anak saya, kami memutuskan untuk berlibur ke Yogyakarta. Kenapa Yogakarta…? Yah, memang kota pelajar ini memiliki tempat tersendiri dihati saya. Memberikan kenangan spesial, setelah kurun 5 tahun kuliah disana, seterusnya saya akan kembali kesana, apakah bersama teman, istri, bahkan bersama anak-anak saya.



Berangkat subuh hari dari Medan, disaat anak-anak masih tidur dengan pulasnya menjadi tantangan pada saat travelling. You know lah,,, ketika anak-anak masih ngantuk sudah dapat dipastikan rewelnya gimana.  Aga diusianya pada saat itu masih belum terlalu ngerti, ngomongnya juga belum lancar, apalagi adeknya Dizella cuma nangis, minum susu, tidur. Jadi tips dan trik untuk travelling bersama anak-anak kecil adalah…. SABAR…! Hehehe.



Liburan yang tanpa direncakan jauh-jauh hari sebelumnya ini pun akhirnya terealisasi, tidak terlalu banyak tempat yang akan dikunjungi, karena waktu yang juga gak terlalu lama. Menginap di sekitaran Prawirotaman, untuk dapat memudahkan akses ke pusat kota Jogja apalagi kalau gak tujuannya untuk BELANJA…!!! yah, memang begitulah men kadang-kadang kalau kita travelling sama istri, walaupun sedikit paling gak itu yah harus ada budget untuk belanja. Malioboro, Beringharjo, merupakan destinasi wajib untuk berbelanja di kota yang punya moto “Berhati Nyaman” ini.



Wisata kuliner juga menjadi pilihan yang menarik selama di Jogja, selain juga mengunjungi beberapa tempat wisata yang cocok untuk keluarga, seperti “upside down” yang lagi negtrend, pada saat itu belum ada di Medan. Kemudian naik odong-odong di alun-alun kidul juga menjadi pilihan yang sangat bagus buat berwisata bersama keluarga, terutama anak-anak kita. Bentuk mobil-mobil yang dirancang unik dengan lampu-lampu berwarna-warni tentunya menjadi daya tarik tersendiri. Tapi yah siap-siap aja ngos-ngosan karena kita akan mengayuh mengelilingi lapangan alun-alun kidul.


Salam Xplorasi...!!!
COPYRIGHT © 2015-2021 | XPLORASI