Monday 15 January 2018

Berbagi Pengalaman, Tips dan Manfaat Untuk Para Pendaki Gunung


Bagi anda yang memiliki hobby mendaki untuk menuju ke suatu puncak gunung, menikmati keindahan alam yang tersaji melalui keajaiban ciptaan Tuhan yang Maha Kuasa.  Tentunya suatu hal yang tak dapat dipungkiri bahwa sebagian orang pencinta alam menganggap mendaki gunung selayaknya sebuah candu yang dapat membuat ketagihan dan berkeinginan untuk mencoba lagi dan lagi. Di bumi ini memiliki banyak pegunungan yang menjulang tinggi dan indah. Keindahan alam yang dihadirkan melalui hijaunya hutan, bebatuan yang beraneka ragam, misteriusnya lembah, jelas sangat sayang untuk dilewatkan begitu saja.

Namun jangan pernah sesekali kita meremehkan atau bahkan sembarangan dengan kesombongan kita untuk menaiki gunung tanpa ada persiapan apapun, jadikan lah pendakianmu merupakan perjalanan yang menyenangkan. Jagalah alam dan lingkungan sekitar dengan sebaik-baiknya. Kegiatan outdoor yang cukup menantang dan memacu adreanalin tersendiri ini sudah cukup populer di lapisan masyarakat Indonesia. Walaupun begitu tentunya ada persiapan khusus yang harus dilakukan para pendaki.

Pengalaman saya selama beberapa kali mendaki gunung di wilayah Jawa Tengah dan Sumatera Utara, tentunya dapat menceritakan sedikit tentang bagaimana atau hal-hal apa saja yang harus dilakukan pada saat akan mendaki gunung. Kegiatan yang satu ini juga memberikan banyak sekali manfaat bagi saya khususnya, ada manfaat yang secara langsung atau tidak dapat saya rasakan pada saat melakukan pendakian.

Hal terpenting adalah kondisi fisik dan mental yang tentunya harus bugar, anggap remeh berarti fatal. Tipe dan kondisi setiap gunung tentunya berbeda, jadi disarankan kita mengetahui dulu kondisi gunung yang akan dituju. Dengan mengecek lokasi, mengetahui jalur pendakian, status gunung (apabila gunung masih aktif) terlebih dahulu dicek kelayakannya untuk didaki. Kita juga bisa menanyakan ke beberapa teman yang sudah hafal dengan jalur pendakian dan lebih baik lagi kita membawa orang yang sudah paham dengan seluk beluk gunung yang akan didaki.


Lakukanlah olahraga minimal sebulan sebelum pendakian, tidak perlu olahraga yang terlalu berat kita bisa melakukan jogging atau berlari. Memilih barang bawaan dengan bijak, bawa barang yang kita anggap penting karena harus diingat kita bukan mau pergi piknik. Membawa barang yang banyak dan berlebihan dapat saja menghambat perjalanan pendakian kita nantinya. Membawa mantel (raincoat), matras, sleeping bag yang sudah teruji kualitasnya, dan tenda yang disesuaikan dengan peserta pendakian. Jaket dan pakaian hangat lainnya sangat penting untuk dapat menghindarkan kita dari udara dingin, carilah yang berbahan katun atau wol, karena kalau kita menggunakan bahan jeans, akan sangat berat dan sulit kering apabila terkena hujan. Membawa makanan dan mimunam secukupnya dan letakkan di dalam tas/carrier pada tempat yang mudah untuk diambil. Tips sederhana dan singkat, namun hal ini menjadi yang terpenting pada saat akan mendaki gunung.

Mendaki gunung itu lelah? Iyah pastinya, mungkin bagi beberapa orang yang tidak suka akan mengatakan kepada kita : “ngapain sih capek-capek naik gunung dengan risiko yang cukup tinggi hanya untuk lihat hutan-hutan dari atas”. Atau mungkin kita pernah mendengarkan beberapa komentar lainnya. Meski melelahkan, namun kegiatan outdoor ini memiliki banyak sekali manfaatnya bagi kehidupan kita, tak hanya kebugaran secara fisik tapi juga efektif untuk kesehatan mental.

Menurut beberapa penelitian, berjalan-jalan dihuatan selama kurang lebih 1 jam dapat memberikan relaksasi tersendiri sehingga kita lebih tenang dan rileks. Hal ini dapat mengurangi tingkat stress, sebagai bukti bahwa orang yang tinggal ditempat yang padat penduduk dan berpolusi dengan hingar bingarnya kota besar meningkatkan kecemasan dan depresi yang lebih tinggi disbanding dengan orang yang hidup di dekat alam bebas/pedesaan.


Boleh percaya atau tidak, kreativitas orang-orang yang melakukan kegiatan hiking lebih baik dari orang pada umunya yang hanya melakukan kegiatan dalam ruangan. Selain itu juga aktivitas yang dibangun di alam bebas dapat meningkatkan perubahan otak secara positif sehingga sangat berguna untuk kemampuan ketajaman dalam berpikir. Kegiatan berjalan dalam durasi panjang diluar ruangan dapat menimbulkan rasa bahagia yang lebih dibandingkan orang yang menggunakan treadmill atau olahraga di gym.

Kemampuan untuk bertahan hidup dan keterampilan dalam mengatur stamina juga akan terasah saat kita melakukan pendakian gunung. Hal positif lain yang dapat kita ambil saat mendaki gunung adalah semakin mendekatkan diri kita pada alam sekitar, memberikan experience yang baru karena kemungkinan besar kita akan menemukan hal tidak terduga dalam perjalanan sehingga juga dapat menambah ilmu dengan mengenal alam yang dapat diaplikasikan dikehidupan sehari-hari, menambah relasi dengan orang lain karena kita tidak sendirian melakukan pendakian namun begitu kita juga belajar hidup secara mandiri dengan perbekalan dan insting yang kita memiliki selama berada di alam.


Salam Xplorasi…!!!

Monday 8 January 2018

Candi Borobudur, Mahakarya Nusantara yang Merupakan Salah Satu Keajaiban Dunia


Banyak cerita yang tentunya bisa didapatkan dari nama besar Candi Borobudur, merupakan situs warisan dunia yang dikukuhkan oleh UNESCO pada tahun 1991. Arsitektur yang termasuk kedalam salah satu keajaiban dunia ini terletak di Magelang - Jawa Tengah, Indonesia. Candi umat beragama Buddha yang berbentuk stupa ini menurut ceritanya didirikan pada masa pemerintahan Syailendra dan merupakan kuil sekaligus monument Buddha terbesar di dunia. Dibangun sebagai tempat suci dan berfungsi sebagai tempat ziarah oleh penganut Buddha.


Terdiri atas enam teras berbentuk bujur sangkar, diatasnya terdapat 3 pelataran melingkar, seluruh dinding dihiasi dengan relief yang terlengkap dan terbanyak di dunia. Stupa terbesar terletak di tengah sebagai mahkota dengan dikelilingi 72 stupa berlubang yang didalamnya terdapat arca Buddha. Sampai saat ini masih digunakan setiap tahunnya dimana umat Buddha dari seluruh Indonesia dan bahkan mancanegara berkumpul disini untuk memperingati Trisuci Waisak.



Namun sebenarnya ada yang mengetahui dengan pasti gak yah bagaimana sebenarnya Candi Borobudur ini dibangun? Mungkin kita banyak mendengar cerita dari berbagai macam sumber, baik itu melalui buku, maupun artikel-artikel yang ada di internet. Ini adalah merupakan sebuah sejarah, tapi apakah kita semua peduli pada sejarah ini? Bahkan sebagian orang menganggap sebuah candi itu hanyalah seonggok batu yang dianggapnya gak penting. Apakah kita peduli alasan dibangunnya candi semegah itu, kapan itu dibangun, bagaimana sebenarnya terbentuk pada awalnya dulu. Kalau anda mencari atau membaca artikel tentang sejarah ataupun asal usul Borobudur, berarti anda Peduli…!


Berdasarkan sumber-sumber dari berbagai artikel yang saya dapat, Candi Borobudur dikelilingi oleh beberapa Gunung di Jawa Tengah, seperti Gunung Merbabu, Merapi, Sindoro dan Sumbing. Menurut sejarawan didirikan sekitar tahun 800 Masehi, hal ini didasari oleh tulisan yang dipahatkan pada pigura asli relief kaki candi tersebut yang dikaitkan dengan kerangka sejarah Indonesia. Diketahui bahwa dizaman itu merupakan abad kejayaan Wangsa Syailendra dari kerajaan Buddha.



Diceritakan dari hasil identifikasi serat dan corak bebatuan yang digunakan, candi ini dibangun selama 50 tahun dengan beberapa tahapan hingga terbentuknya Candi secara utuh seperti sekarang. Namun akkibat runtuhnya dinasti Syailendra pada masa itu, candi ini digunakan selama 150 tahun sebagai tempat ibadah dan ziarah, sehingga tidak sesuai dengan lamanya proses pembangunan candi ini. Umat Buddha melakukan migrasi besar-besaran dan kalah oleh umat Hindu yang menduduki kawasan tersebut.


Candi ini pun sempat terbengkalai cukup lama, sebagian rusak parah karena ulah manusia dan sebagian lagi karena alam.  Bahkan bangunan megah tersebut sempat tertutup oleh abu letusan gunung yang ada disekitarnya sehingga hilang terpendam ke dalam tanah. Orang-orang disana tidak pernah tahu bahwa dibawah kaki mereka ada sebuah peninggalan sejarah nenek moyang. Sampai pada akhirnya candi ini ditemukan kembali oleh Gurbenrnur Jendral Inggris yang bernama Sir Thomas Stamford Rafles pada medio sekitar tahun 1800-an Masehi. Setelah Inggris kalah perang, pihak Belanda yang saat itu menjajah Indonesia yang meneruskan pengangkatan Candi Borobudur dari dalam tanah.



Sebuah situs keajaiban dunia yang sudah terkenal ke seantero belahan dunia sudah beberapa kali mengalami pemugaran, baik pada masa penjajahan Belanda, sampai setelah masa Indonesia merdeka. Saat ini candi ini dalam setiap tahunnya telah dikunjungi oleh lebih dari 3 juta orang wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Sekarang kita bisa menikmati keindahan dari Candi Borobudur yang sarat dengan sejarah tersebut.


Salam Xplorasi…!!!
COPYRIGHT © 2015-2021 | XPLORASI