Tuesday 10 April 2018

Menikmati Perjalanan dengan Railink dari Stasiun Medan Sampai Bandara Kualanamu


Mungkin sebagian besar orang Medan, Sumatera Utara pernah merasakan perjalanan menggunakan Railink menuju Bandara Internasional Kualanamu - Deli Serdang. Moda transportasi massal bandara ini sering disebut dengan ARS Kualanamu, ada yang tahu gak kepanjangan dari ARS? Yah, ARS merupakan singkatan dari Airport Railink Service. Sebuah layanan kereta api yang dioperasikan oleh Railink dengan rute Medan-Bandara Internasional Kualanamu di Sumatera Utara, Indonesia. Merupakan proyek kereta api bandara yang dijadikan sebagai percontohan dan akan dikembangkan dibeberapa Bandara Internasional di Indonesia.



Perusahaan yang merupakan kerjasama/patungan antara PT. Kereta Api Indonesia dan Angkasa Pura II (Persero) ini telah beroperasi sejak 5 tahun yang lalu bersamaan dengan beroperasinya Bandar Udara Internasional Kualanamu. Saat ini frekuensi perjalanan ARS Kualanamu adalah sebayak 20 kali Pulang-Pergi dari Stasiun Medan ke Stasiun Bandara Kualanamu. Dengan kapasitas lebih dari 300 tempat duduk, penumpang dapat menempuh perjalanan hanya sekitar 30-45 menit saja, yang pasti apabila kita menggunakan Railink maka kita terbebas dari Kemacetan menuju bandara.



Saat ini Railink menggunakan 4 gerbong kereta rel diesel yang dibuat di pabrikan Korea Selatan, Woojin. Menyediakan fasilitas layaknya kereta api eksekutif seperti AC, reclining seat, WiFi sehingga membuat kita merasakan kenyamanan saat berada di dalamnya. Harga tiket sekali jalan sebesar Rp.100 ribu. Kereta api ini diprioritaskan dengan menggunakan rel tunggal dalam rutenya sehingga penumpang dapat lebih cepat untuk sampai bandara. Memiliki peron khusus pada keberangkatan dan ketibaan di stasiun Medan.




Kualanamu International Airport
Bandar Udara Internasional Kualanamu yang merupakan bandar udara internasional yang melayani Kota Medan, Sumatera Utara. Bandara ini terletak di Kabupaten Deli Serdang yang berjarak sekitar 25 km dari pusat kota Medan. Saat ini bandara ini merupakan yang terbesar kedua di Indonesia setelah Bandara Internasional Soekarno Hatta. Menempati lokasi bekas areal perkebunan PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa. Tujuan awal pembangunan Bandara ini untuk menggantikan Bandara Polonia yang telah berusia 80-an tahun. Mulai beroperasi pada tahun 2013 atau lima tahun lalu, namun baru diresmikan pada tahun 2014 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada saat itu.



Rencana pembangunan Bandara ini sebenarnya sudah sangat lama sekali, bahkan sudah dipersiapkan sejak tahun 1997, namun karena dilanda krisis moneter sehingga memaksa rencana pembangunan ditunda dan sangat jarang terdengar lagi mengenai pembangunan bandara. Hingga kecelakaan pesawat yang menewasakan gurbernur dan beberapa warga di pemukiman sekitar bandara, menimbulkan lagi seruan agar bandara ini dilanjutkan pembangunannya. Terlebih lagi kapasitas bandara Polonia yang sudah melebihi batas menjadi faktor yang penting untuk pemindahan bandara. Walaupun banyak hambatan dari permasalahan pembebasan lahan, akhirnya pihak Angkasa Pura II dapat menyelesaikan permasalahan lahan pada akhir tahun 2006.



Dengan konsep “Aerotropolis” yang telah diterapkan di beberapa bandara besar di dunia, maka Bandara Internasional Kualanamu juga tak mau ketinggalan untuk mendirikan sebuah bandara dengan konsep tersebut, dengan menggabungkan kawasan bandara, kawasan bisnis, industri, di dalam suatu area yang besar menjadikan adanya pembangunan pusat bisnis terpadu, efeknya tentu memberikan banyak keuntungan kepada Angkasa Pura II.


Salam Xplorasi…!!!
COPYRIGHT © 2015-2021 | XPLORASI