Mungkin sudah mainstream pada
saat kita mendengar wisata Kota Tua Jakarta, karena memang tempat ini merupakan
kawasan yang sangat sering dikunjungi oleh wisatawan di Jakarta. Berada
ditengah hiruk pikuk kota metropolitan, kawasan wisata ini sangat kental sekali
dengan nuansa Jakarta tempo doeleo. Tempat ini memang selalu dipadati oleh
penunjung karena dengan mengunjungi tempat ini maka kita bisa mendapatkan suasana
yang sarat dengan sejarah.
Dibangun pada masa kolonial
penjajahan Belanda, tempat ini dijadikan sebagai pusat perdagangan di Asia.
Jakarta yang pada saat itu dikenal dengan nama Batavia menjadi pusat
perdagangan baik itu dari dan keluar negeri lewat jalur pelayaran. Gubernur
Jakarta pada saat itu Ali Sadikin tepatnya di tahun 1972, mengeluarkan dekrit
resmi yang menjadikan Kota Tua sebagai situs warisan yang bertujuan untuk
melindungi arsitektur dan bangunan yang tersisa.
Ada beberapa destinasi yang bisa
dituju di kawasan Kota Tua Jakarta, salah satunya adalah Museum Fatahillah.
Yah, museum ini sangat populer dikalangan wisatawan yang mengunjungi kota tua.
Karena mereka kebanyakan meluangkan waktu untuk mendatangi tempat dengan tiket
masuk Rp.5 rb untuk orang dewasa. Dulunya gedung ini digunakan sebagai balai
kota, juga pernah difungsikan sebagai pengadilan, kantor catatan sipil, tempat
dewan kotapraja.
Museum ini menyimpan sangat
banyak koleksi barang bersejarah, baik itu yang asli maupun replica. Gedung ini
resmi diserahkan kepada Pemda DKI Jakarta pada tahun 1968, dan diresmikan
sebagai Museum Sejarah Jakrta pada tahun 1974. Beberapa koleksi yang dapat
dilihat seperti replica peninggalan Tarumanegara dan Pajajaran, Furniture
antic, keramik, prasasti bersejarah, dan benda bersejarah lainnya. Terdapat
juga penjara bawah tanah yang menjadi saksi bisu penderitaan tawanan pada masa
perang.
Disekitaran halaman museum
Fatahillah para pengunjung akan menemui banyak sepeda onthel yang sudah
dihias/dicat sedemikian rupa untuk terlihat lebih menarik disewakan beserta
topi khas Belanda pada zaman dulu, sepeda-sepeda tersebut dibandrol dengan
harga Rp.20 rb/30 menit. Selain sepeda onthel tersebut dihalaman yang sangat
luas itu juga bisa kita lihat pemandangan banyaknya burung merpati dan
dipersilahkan para pengunjung untuk memberi makan burung-burung tersebut.
No comments:
Post a Comment