Tuesday, 21 August 2018

Peninggalan Kolonial Belanda Pada Wisata Kota Tua Jakarta


Mungkin sudah mainstream pada saat kita mendengar wisata Kota Tua Jakarta, karena memang tempat ini merupakan kawasan yang sangat sering dikunjungi oleh wisatawan di Jakarta. Berada ditengah hiruk pikuk kota metropolitan, kawasan wisata ini sangat kental sekali dengan nuansa Jakarta tempo doeleo. Tempat ini memang selalu dipadati oleh penunjung karena dengan mengunjungi tempat ini maka kita bisa mendapatkan suasana yang sarat dengan sejarah.



Dibangun pada masa kolonial penjajahan Belanda, tempat ini dijadikan sebagai pusat perdagangan di Asia. Jakarta yang pada saat itu dikenal dengan nama Batavia menjadi pusat perdagangan baik itu dari dan keluar negeri lewat jalur pelayaran. Gubernur Jakarta pada saat itu Ali Sadikin tepatnya di tahun 1972, mengeluarkan dekrit resmi yang menjadikan Kota Tua sebagai situs warisan yang bertujuan untuk melindungi arsitektur dan bangunan yang tersisa.



Ada beberapa destinasi yang bisa dituju di kawasan Kota Tua Jakarta, salah satunya adalah Museum Fatahillah. Yah, museum ini sangat populer dikalangan wisatawan yang mengunjungi kota tua. Karena mereka kebanyakan meluangkan waktu untuk mendatangi tempat dengan tiket masuk Rp.5 rb untuk orang dewasa. Dulunya gedung ini digunakan sebagai balai kota, juga pernah difungsikan sebagai pengadilan, kantor catatan sipil, tempat dewan kotapraja.



Museum ini menyimpan sangat banyak koleksi barang bersejarah, baik itu yang asli maupun replica. Gedung ini resmi diserahkan kepada Pemda DKI Jakarta pada tahun 1968, dan diresmikan sebagai Museum Sejarah Jakrta pada tahun 1974. Beberapa koleksi yang dapat dilihat seperti replica peninggalan Tarumanegara dan Pajajaran, Furniture antic, keramik, prasasti bersejarah, dan benda bersejarah lainnya. Terdapat juga penjara bawah tanah yang menjadi saksi bisu penderitaan tawanan pada masa perang.



Disekitaran halaman museum Fatahillah para pengunjung akan menemui banyak sepeda onthel yang sudah dihias/dicat sedemikian rupa untuk terlihat lebih menarik disewakan beserta topi khas Belanda pada zaman dulu, sepeda-sepeda tersebut dibandrol dengan harga Rp.20 rb/30 menit. Selain sepeda onthel tersebut dihalaman yang sangat luas itu juga bisa kita lihat pemandangan banyaknya burung merpati dan dipersilahkan para pengunjung untuk memberi makan burung-burung tersebut.


Salam Xplorasi…!!!

No comments:

Post a Comment

COPYRIGHT © 2015-2021 | XPLORASI